Manusia
adalah makhluk sosial yang harus bergaul. Bergaul untuk mencari nafkah, untuk
variasi hidup, dan untuk aktivitas-aktivitas sosial. Tanpa berhubungan dengan
manusia, seseorang tidak dapat hidup seperti semestinya. Tanpa bergaul sukar
mencapaisukses. Lebih banyak sahabat, lebih banyak langganan dalam bisnis.
Bisnis lebih maju, hidup lebih bergairah.
Selain perlu
dalammencapai sukses, etiket pergaulan sangat penting untuk memisahkan hak
seseorang daeri kewajibannya. Oran-orang beradab sudah sepantasnya mengetahui
tata tertib pergaulan dan
komunikasi.
komunikasi.
Di sini
diterangkan secara singkat tentang sedikit yang dapat menunjang etiket
pergaulan tersebut. Yaitu aturan pergaulan yang langsung dan komunikasi tidak
langsung. Etiket ini jika dipraktekkan dapat menolong seseorang untuk lebih
lancar dalam pergaulan. Sehingga baik dalam bisnis maupun daklam bidang sosial
lainnya akan lebih berhasil.
Etiket saat
makan sering sekali banyak dilalaikan oleh orang-orang , khususnya orang
Indonesia. Semua itu mempunyai aturan. Aturan-sturan itu bukan saja menjadikan
suasana makanan lebih menyenangkan, tetrapi juga supaya orang-orang itu hidup
lebih beradab. Banyak hal-hal yang harus dibuat pada waktu makan, tetapi ada
juga larangan yang harus diperhatikan.
1. Serbet
Setelah
duduk, masing-masing boleh mengambil serbet dari atas meja dan meletakkan di
atas paha. Jangan sekali-kali serbet disangkutkan pada ikt pinggang atau ke
celah-celah kancing kemeja.
2. Pada waktu mengunyah makanan mulut
tidak terbuka.
Banyak orang
membuka mulut pada waktu mengunyah makanan, sehingga orang lain dapat melihat
makan yang sudah setengah hancur dalam mulutnya. Ini dapat mengganggu selera makan orang lain.
Seboleh-bolehnya gigi pun tidak terlihat pada waktu mengunyahmakanan. Ini dapat
dilatih dan dibiasakan.
Hal ini
tidak sukar dilakukan, asal masing-masing membiasakan diri. Sehingga pada waktu
makan bersama orang lain. Kebiasaan makan yang teratur yang teratur akan
dipraktekkan secara otomatis.
3. Pada waktu mengunyah makanan jangan
terdengar mencepak atau mengecap.
Jika makan
bersama-sam dengan orang lain, bunyi mulut yang sedang mengunyah itu dapa
mengganggu suasana makan. Biasanya mulut yang terbuka pada waktu mengunyahlah
yang menimblkan bunyi. Usahakan pada waktu makan, tidak terdengar bunyi mulut
cap-cap.
4. Sendok dan garpu tidak menyentuh
gigi.
Pada waktu
makan, masing-masing harus berusaha supaya garpu, sendok tidak menyentuh gigi.
Ini berarti bahwa pada waktu makanan dimasukkan kedalam mulut dengan garbu atau
sendok, bukanlah gigi yang mengabil makanan dari sendokatau garpu , melainkan
bibir. Gigi dimasukkan agak kedalam dan bibir dimajukan mengambil makanan dari
garpu atau sendok. Seboleh-bolehnya sendok tersebut tidak menyentuh gigi pada
waktu makan.
5. Sendok, garpu, pisau, dan piring
tidak saling menyentuh.
Ada orang
dengan sengaja membanting-banting sendoknya dengan garpu, supaya
makanan-makanan yang melekat di celahcelah garpu keluar. Itu tidak baik.
6. Pada waktu minum, jangan menghirup
minuman sampai berbunyi.
Banyak orang
tidak sadar akan kelalaian ini. Pada waktu mereka minum, sengaja menghirup air
dari gelas dengan cara yang sangat lucu, sampai-sampai orang lainpun turut
memperhatikannya. Pada waktu minum jangan menimbulkan bunyi seperti mesin
penyedot air.
7. Jangan berbicara pada waktu mulut
penuh makanan.
Jika
seseorang teman mengajukan pertanyaan, kita boleh menjawab sesudah makanan
ditelan. Sesudahmenjawab pertanyaan, baru mengisi mulut lagi. Harus diusahakan,
supaya pada waktu bicara, mulut tidak penuh makanan. Karena sangat menggelikan jika
orang mulutnya penuh, berbicara kepada orang lain. Tidak mustahil yang orang
lain melihat makanan-makanan yang menjijikkan di dalam mulut. Mungkin juga
makanan dalam mulut itu terhambur keluar pada waktu bicara.
8. Jangan terlalu bersandar kepada kursi
atau meja makan.
Orang yang
bersandar kepada kursi waktu makan tidaklah sopan. Seakan-akan ia sedang sakit.
Pula tidak baik terlalu tunduk, sehingga bertongkatkan meja makan. Ini tidak
menurut etiket makan.
Duduklah
dengan tegak, tidak terlalu jauh atau terlalu dekat dengan meja. Sehingga pada
waktu mengambil makanan dari piring dan memasukkan kedalam mulut tidak terlalu
canggung.
9. Jangan tertawa terlalu keras.
Pada waktu
makan, harus diusahakan supaya suasana makan menyenangkan. Hal-hal yang dapat
menimbulkan perdebatan jangan di bicarakan pada waktu makan.
Ada orang
karena terlalu gembira, tertawa terbahak-bahak, sehingga mengganggu ketertiban
makan. Ini dapat menurunkan martabat seseorang karena disangka tidak mengetahui
sopan-santun. Seorang yang tertawa terbahak-bahak, tidak mustahil yang ludahnya
atau makanan terhambur keluar dari mulutnya, dan kena orang lain.
10. Jangan mengambil makanan dari tempat
yang jauh.
Jika
memerlukan makanan yang agak jauh dari tempat kita, kita boleh minta tolong
kepada orang yang lebih deksat kepada makanan itu. Itu tidak melanggar sopan
santun. Tetapi jangan mengambil makanan dari kiri, kanan dan dari depan, yang
memungkinkan tersentuhnya tangan orang lain atau piring orang lain. Itu dapat
menyinggung perasaan ornag yang juga makan bersama-sama.
11. Tusuk gigi.
Biasanya
sesudah habis makan, nyonya rumah menyuguhkan tusuk gigi. Masing-masing boleh
mengambil tusuk gigi tersebut, dan menggunakannya. Dalam menggunakan tusuk gigi
ada aturannya. Jika tangan kanan yang memegang tusuk gigi, biasanya tangan kiri
menutup mulut dari sebelah supaya gigi tidak kelihatan orang lain. Sekali-kali
jangan memperlihatkan gigi, lidah, atau kerongkongan pada waktu menusuk gigi.
Menampakkan gigi, lidah, mulut bagian dalam pada waktu menggunakan tusuk gigi
adalah kurang sopan.
12. Sisa makanan di bibir atau di pipi
Harus
diusahakan supaya makanan-makanan yang dimakan tidak melekat di bibir atau di
pipi. Itu juga bisa mengganggu selera orang lain. Ada orang memakai kumis dimana
sering makanan menempel. Untuk menghindarkan itu, sekali-kali gunakan serbet
untuk membersihkan mulut dan pipi. Itulah salah satu kegunaan serbet yang sudah
diletakkan di atas pangkuan kita sebelum makan. Serbet dapat juga digunakan
untuk membersihkan tangan yang mungkin baru memegang makanan atau kue yang agak
basah.
Duduk di Meja Makan
Sudah
diterangkan tindak tanduk yang dicela dan hal-hal yang perlu diperhatikan pada
waktu makan. Dibawah ini diuraikan cara duduk pada waktu makan.
Di Amerika
bilaman segala sesuatu telah sedia, rombongan bergerak menuju meja makan dan
pria atau suami akan menarik sebuah kursi dan mempersilahkan isteri atau teman
wanitanya berdiri di depan kursi, kemudian suami atau pria mendorong kurai
kedepan supaya wanita tersebut boleh duduk dengan baik.
Di Indonesia
agak berbeda caranya. Tidak salah mengikuti kebiasaan di atas, terlebih jika
pada resepsi itu banyak orang-orang asing turut hadir. Tetapi biasanya cukuplah
menarik kursi dan mempersilahkan sang wanita duduk, dan wanit a itu sendiri
yang menggeser kursinya sesuai dengan kehendaknya.
Seterusnya
bagaimana cara duduk? Jika yang hendak makan itu dua orang saja, yaitu seorang
pria dan seorang wanita, tentu mereka memlih meja yang cocok untuk dua orang. Mereka
akan menduduki kursi yang saling berhadapan. Sehingga dengan leluasa mereka
dapat mengambil makanan yang disajikan diantara mereka berdua. Ini juga
menolong supaya lebih mudah bercakap-cakap sambil saling berpandangan. Duduk
berhadap-hadapan ini terlihat lebih intim, karena mereka dapat lebih bercakap-cakap
dengan ramah tamah. Berlainan keadaan jika meja makan mereka lebih besar. Lebih
baik duduk di satu sisi.
Jika yang
hendak makan di restoran itu terdiri dari tiga orang, mereka akan mencari meja
yang cukup kecil, mungkin yang terdiri dari empat kursi. Mereka boleh duduk,
dengan satu patokan. Yaitu diusahakan supaya wanita susuk berhadapan dengan
salah seorang dari kedua pria itu. Dengan kata lain, wanita tidak menghadap
kursi yang kosong. Tetapi ada juga daerah-daerah yang lebih suka menempatkan wanitanya
di antara kedua pria itu.
Bagaimana
kalau rombongan yang hendak makan itu terdiri dari 2 pasang? Dalam hal ini,
masing-masing pasangan diatur supaya berhadap-hadapan. Dengan kata lain,
masing-masing orang bisa memandang dan bercakap-cakap dengan pasangannya
sendiri. Itu akan dapat menolong melihat kalau-kalau ada yang diperlukan oleh
pasangan masing-masing. Untuk itu ada pla daerah-daerah yang labih suka
menempatkan partner wanita disebelah kanan pria.
Sekarang
bagaiman jika meja yang ada besar yang terdiri dari enam kursi, sedangkan yang
mau makan hanya dua orang atau sepasang? Dalam keadaan demikian, kedua orang
itu harus duduk bedampingan, harus demikian oleh sebab jikalau kedua orang itu
duduk berhadap-hadapan maka mereka telalu jauh satu sama lain, dan tidak bisa
berbicara dengan intim dengan suara elan. Pula supaya bilamana ada orang yang
lain datang untuk makan, dan duduk di meja yang sama, tidak perlu lagi
berpindah-pindah. Duduk berdampingan ini haruslah dengan sopan. Artinya tidak
terlalau rapat, menyolok dan tidak pula terlalu berjauhan seperti sedang
bermusuhan.
terimakasih infonya
BalasHapus