Rabu, 02 Januari 2013

Analisa Sosial "Ketidakadilan Pemenuhan Hak Berbahasa dan Berkomunikasi Penyandang Tunarungu"



KATA PENGANTAR

Puji Syukur pada Tuhan Yesus Kristus yang telah berkenan memberikan berkat dan kesempatan sehingga paper ini dapat terselesaikan dengan baik.
Selama selang waktu yang diberikan, telah dilaksanakan proses pembuatan, pengelolaan dan pengembangan analisa sosial secara mandiri dan kelompok. Melalui tugas ini, telah dibuka kesempatan bagi kami mahasiswa Katolik untuk mendalami lingkungan sekitar yang berkaitan dengan tema pada tahun ini, yaitu “Ketidakadilan”. Belajar untuk terjun langsung menemui obyek dan menangani berbagai ketimpangan sosial yang ditimbulkan oleh ketidakadilan tersebut. Sehingga kita sebagai mahasiswa mampu untuk membantu, mengetahui dan kiranya menangani masalah-masalah yang ditemui di lapangan. Membaur dengan masyarakat untuk mengubah ketidakadilan menjadi sebuah kesetaraan yang dapat memperbaiki kedamaian dan kesejahteraan obyek yang kita pantau dan dalami dalam tugas ini. Selain itu, tidak cukup dengan memantau dan mendalami saja, namun sekiranya hati kita mampu tergugah untuk menangani langsung salah satu ketidakadilan yang kita ambil dalam tugas analisa sosial ini. Untuk kebaikan kita, orang lain dan untuk kemuliaan Tuhan.
Paper ini berisikan mengenai : 1) Pendahuluan, 2) Kerangka Pikir, 3) Pembahasan, 4) Refleksi Iman, 5) Kesimpulan dan Saran, 6) Daftar Pustaka, dan 7) Lampiran.
Selain mengucapkan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat yang telah dilimpahkan sehingga dapat menyelesaikan tugas analisa sosial ini degan baik, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada  :
1. Orangtua tercinta yang telah mencurahkan kasih sayangnya kepada saya sehingga dapat sampai menjadi seperti sekarang
2. Rully Anjar A sebagai relawan GERKATIN Solo yang bersedia untuk berbagi ilmu dan pengalaman dengan kami.
3. Winda Utami sebagai relawan GERKATIN Solo yang bersedia membagi ceritanya pada saya.
4. Muhammad Zulfrida sebagai teman dan saudara saya yang sudah memberikan tanggapannya tentang apa yang dipermasalahkan disini.
5. Finda Ayu Permata sebagai kakak tingkat mahasiswa Katolik sekaligus Prodi yang mau membagi tanggapannya tentang apa yang kita hadapi untuk menyelesaikan tugas ini.
6. Nadia Devina sebagai teman yang bersedia memberi tanggapan yang dapat membantu kita.
7. Nuri sebagai teman yang bersedia menjawab beberapa pertanyaan yang telah dilontarkan.
8. Rizky Agustino Rafael sebagai orang yang saya kasihi sekaligus sebagai seorang tuli yang bersedia berbagi cerita dan pengalaman yang telah dialami sampai sekarang.
9. Romo Eko yang bersedia meluangkan waktunya untuk menjadi salah satu narasumber bagi kami.
10. Rosi Kristian sebagai kakak dan saudara yang mau bercerita dan membagi pengalamannya dalam persoalan yang kami bahas.
11. Pedagang Burjo dekat Poltekes Negeri Mojosongo, Solo yang bersedia menjawab beberapa pertanyaan yang dapat membantu kami.
12. Anggota komunitas sepeda yang bersedia memberikan komentarnya dan menjadi salah satu narasumber kami.
13. Rifa Galindra sebagai relawan GERKATIN yang rela mengobrol dengan saya sebagai narasumber di sela kesibukannya sekarang.
14. Adimas Maditra Permana sebagai teman baik yang bersedia memperlihatkan hasil film dokumenternya yang dapat menjadi salah satu referensi bagi analisa sosial ini.
15. Otto Dimas Pangestu, Kunthi Anggun Pratama, Brigitta Intan Rosaria, Agnes Heppy Kurniasari, Eleonora Patmasta Ekaristi Wijaya, Benidektus Ariyanto sebagai anggota kelompok analisa sosial yang telah merelakan waktu, tenaga pikiran untuk berkumpul, dan berusaha menyelesaikan tugas kita dengan baik.
16. Teman-teman tunarungu yang bersedia menjadi obyek kami dalam analisa sosial ini.
17. Dionisia Gita U yang bersedia untuk mendampingi kita menyelesaikan tugas analisa sosial ini.
18. Kakak-kakak fasilitstor yang sudah bersedia membimbing kita dari awal sampai proses sampai sekarang.
19. Romo Roni N, S.J yang telah menjadi dosen pengampu kami mahasiswa Katolik FKIP UNS yang telah memberikan materi dengan sungguh-sungguh dan baik pada kami.
20. Teman-teman KMK yang telah mendukung proses belajar mengajar Agama Katolik ini.
Penulis juga berterima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang berkenan membantu dan memberikan kritik dan saran dalam rangka penyempurnaan paper ini. Akhirnya penulis berharap dengan adanya paper ini dapat memberikan motivasi yang positif bagi pembaca mengenai judul yang telah diambil berhubungan dengan tema “Ketidakadilan”.
Surakarta, 10 Desember 2012
           
                                                                                                                                      Penulis



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Permasalahan dan Pilihan Konteks
Tuhan telah menciptakan alam semesta beserta isinya dengan sangat sempurna. Tetapi Tuhan juga menciptakan perbedaan-perbedaan didalamnya dengan maksud tertentu. Sadarkah kita sebagai manusia seringkali belum bisa memaknai perbedaan tersebut. Seperti saudara-saudara kita yang tuli, seorang insani yang diciptakan Tuhan dengan keunikan tertentu. Mereka sering kali mendapatkan diskriminasi di dalam kehidupan. Padahal pada dasarnya semua manusia sederajat, tidak ada yang lebih tinggi maupun yang lebih rendah, juga tidak ada yang lebih besar dan tak ada yang lebih kecil. Jabatan, prestasi dan pangkat adalah rekayasa dan penghormatan manusia belaka.
Audisme itu berhubungan dengan suara dan pendengaran. Masyarakat banyak tergantung pada suara. Dan hal ini menimbulkan hambatan bagi mereka yang tuli. Jika orangtua punya anak tuli, dan anak itu tidak bisa berbicara, ada kasus dimana anak-anak tuli dipukuli karena tidak bisa bicara.
Lingkungan terkecil manusia adalah keluarga, dimana merupakan tempat bertumbuh dan mencurahkan segala keluh kesah. Tetapi bahkan dilingkungan yang seharusnya menjadi tempat paling nyaman tersebut, orang tuli bisa mendapatkan perlakuan diskriminasi. Orangtua dari anak-anak tuli mungkin bisa menjadi seorang audisme atau orang yang melakukan diskriminasi terhadap seorang yang tuli jika mereka melihat anak-anak mereka hanya sebatas berbicara non verbal dengan membuat mereka membaca bibir, berbicara keras atau hal lain yang tidak benar-benar diperlukan.
Manusia diciptakan sebagai makhluk individu sekaligus sebagai makhluk sosial. Makhluk individu sebagai pribadi yang berdiri sendiri, sedangkan makhluk sosial sebagai makhluk yang tidak bisa hidup sendiri dan perlu adanya bersosialisasi dengan makhluk yang lain. Selain keluarga yang menjadi salah satu tempat bersosialisasai, masyarakat juga ambil peran penting dan besar untuk itu. Kita tidak akan terlepas dari hubungan dengan sekumpulan dari kelompok kecil tersebut. Begitupun mereka tuli. Tidak ada yang membedakan mereka dengan kita yang bisa mendengar. Hanya mereka yang belum sadar tentang perbedaan yang membuat kita menjadi unik saja yang membuat mereka berpikir seperti itu. Untuk itu melalui apa yang telah kita jalani selama beberapa saat ini, kiranya dapat membantu memenuhi hak mereka sehingga sama dengan hak kita yang bisa mendengar dan dapat mengurangi rasa minder mereka terhadap masyarakat dan apa yang mereka hadapi.

B.     Batasan Masalah
Begitu banyak ketidakadilan yang dirasakan saudara kita yang tuli. Apalagi jika kita dapat lebih jauh mengenal mereka. Kita yang lebih memiliki keadaan yang lebih baik atau lebih sempurna kiranya dapat membagi ruang berkomunikasi, berinteraksi, dan bersosialisasi dengan orang lain secara seimbang, baik dengan orang yang dapat mendengar maupun orang yang memiliki keterbatasan yang sama seperti mereka. Dengan sosial budaya yang mereka miliki, dapat menjadi pengantar kita memahami ketidakadilan yang mereka rasakan. Mengetahui penyebab yang kecil sekalipun yang manjadikan mereka lebih memiliki rasa minder yang lebih besar daripada kita yang bisa mendengar.

C.    Rumusan Permasalahan
a.       Apa penyebab perasaan minder penyandang tunarungu lebih besar daripada kita yang bisa mendengar ?
b.      Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perasaan minder penyandang tunarungu ?
c.       Kesulitan-kesulitan apa saja yang tunarungu hadapi dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain ?
d.      Apa yang harus kita lakukan sebagai orang yang bisa mendengar setelah mengetahui hal tersebut ?

D.    Metode Penelitian
Metode penelitian yang dipakai untuk menyelesaikan paper Analisa Sosial ini adalah dengan melakukan  :
1. Wawancara informal, dimana kita menayakan beberapa pertanyaan yang sudah direncanakan terlebih dahulu dan saat melakukan wawancara, kita memberi pertanyaan kepada narasumber tanpa membawa teks yang berisi pertanyaan yang sudah terencana tersebut. Wawancara ini dapat dilakukan secara kelompok dan individu.
2. Studi Pustaka merupakan hal yang mendukung terbentuknya paper ini. Mahasiswa melakukan pencarian hal yang terkait tentang paper dengan cara membuka beberapa situs dan buku mengenai hal yang mendukung paper. Apa yang telah ditemukan pada situs maupun buku tersebut kemudian diolah menjadi data sekunder yang akan dimasukkan dalam paper untuk mendukung isi paper. Seperti apa yang sudah diterangkan oleh para fasilitator.