Selasa, 23 Oktober 2012

Etiket Saat Makan




Manusia adalah makhluk sosial yang harus bergaul. Bergaul untuk mencari nafkah, untuk variasi hidup, dan untuk aktivitas-aktivitas sosial. Tanpa berhubungan dengan manusia, seseorang tidak dapat hidup seperti semestinya. Tanpa bergaul sukar mencapaisukses. Lebih banyak sahabat, lebih banyak langganan dalam bisnis. Bisnis lebih maju, hidup lebih bergairah.

Selain perlu dalammencapai sukses, etiket pergaulan sangat penting untuk memisahkan hak seseorang daeri kewajibannya. Oran-orang beradab sudah sepantasnya mengetahui tata tertib pergaulan dan 
komunikasi.

Di sini diterangkan secara singkat tentang sedikit yang dapat menunjang etiket pergaulan tersebut. Yaitu aturan pergaulan yang langsung dan komunikasi tidak langsung. Etiket ini jika dipraktekkan dapat menolong seseorang untuk lebih lancar dalam pergaulan. Sehingga baik dalam bisnis maupun daklam bidang sosial lainnya akan lebih berhasil.

Etiket saat makan sering sekali banyak dilalaikan oleh orang-orang , khususnya orang Indonesia. Semua itu mempunyai aturan. Aturan-sturan itu bukan saja menjadikan suasana makanan lebih menyenangkan, tetrapi juga supaya orang-orang itu hidup lebih beradab. Banyak hal-hal yang harus dibuat pada waktu makan, tetapi ada juga larangan yang harus diperhatikan.

   1.      Serbet
Setelah duduk, masing-masing boleh mengambil serbet dari atas meja dan meletakkan di atas paha. Jangan sekali-kali serbet disangkutkan pada ikt pinggang atau ke celah-celah kancing kemeja.

   2.      Pada waktu mengunyah makanan mulut tidak terbuka.
Banyak orang membuka mulut pada waktu mengunyah makanan, sehingga orang lain dapat melihat makan yang sudah setengah hancur dalam mulutnya.  Ini dapat mengganggu selera makan orang lain. Seboleh-bolehnya gigi pun tidak terlihat pada waktu mengunyahmakanan. Ini dapat dilatih dan dibiasakan.
Hal ini tidak sukar dilakukan, asal masing-masing membiasakan diri. Sehingga pada waktu makan bersama orang lain. Kebiasaan makan yang teratur yang teratur akan dipraktekkan secara otomatis.

   3.      Pada waktu mengunyah makanan jangan terdengar mencepak atau mengecap.
Jika makan bersama-sam dengan orang lain, bunyi mulut yang sedang mengunyah itu dapa mengganggu suasana makan. Biasanya mulut yang terbuka pada waktu mengunyahlah yang menimblkan bunyi. Usahakan pada waktu makan, tidak terdengar bunyi mulut cap-cap.

   4.      Sendok dan garpu tidak menyentuh gigi.
Pada waktu makan, masing-masing harus berusaha supaya garpu, sendok tidak menyentuh gigi. Ini berarti bahwa pada waktu makanan dimasukkan kedalam mulut dengan garbu atau sendok, bukanlah gigi yang mengabil makanan dari sendokatau garpu , melainkan bibir. Gigi dimasukkan agak kedalam dan bibir dimajukan mengambil makanan dari garpu atau sendok. Seboleh-bolehnya sendok tersebut tidak menyentuh gigi pada waktu makan.

   5.      Sendok, garpu, pisau, dan piring tidak saling menyentuh.
Ada orang dengan sengaja membanting-banting sendoknya dengan garpu, supaya makanan-makanan yang melekat di celahcelah garpu keluar. Itu tidak baik.

   6.      Pada waktu minum, jangan menghirup minuman sampai berbunyi.
Banyak orang tidak sadar akan kelalaian ini. Pada waktu mereka minum, sengaja menghirup air dari gelas dengan cara yang sangat lucu, sampai-sampai orang lainpun turut memperhatikannya. Pada waktu minum jangan menimbulkan bunyi seperti mesin penyedot air.

   7.      Jangan berbicara pada waktu mulut penuh makanan.
Jika seseorang teman mengajukan pertanyaan, kita boleh menjawab sesudah makanan ditelan. Sesudahmenjawab pertanyaan, baru mengisi mulut lagi. Harus diusahakan, supaya pada waktu bicara, mulut tidak penuh makanan. Karena sangat menggelikan jika orang mulutnya penuh, berbicara kepada orang lain. Tidak mustahil yang orang lain melihat makanan-makanan yang menjijikkan di dalam mulut. Mungkin juga makanan dalam mulut itu terhambur keluar pada waktu bicara.

   8.      Jangan terlalu bersandar kepada kursi atau meja makan.
Orang yang bersandar kepada kursi waktu makan tidaklah sopan. Seakan-akan ia sedang sakit. Pula tidak baik terlalu tunduk, sehingga bertongkatkan meja makan. Ini tidak menurut etiket makan.
Duduklah dengan tegak, tidak terlalu jauh atau terlalu dekat dengan meja. Sehingga pada waktu mengambil makanan dari piring dan memasukkan kedalam mulut tidak terlalu canggung.

   9.      Jangan tertawa terlalu keras.
Pada waktu makan, harus diusahakan supaya suasana makan menyenangkan. Hal-hal yang dapat menimbulkan perdebatan jangan di bicarakan pada waktu makan.
Ada orang karena terlalu gembira, tertawa terbahak-bahak, sehingga mengganggu ketertiban makan. Ini dapat menurunkan martabat seseorang karena disangka tidak mengetahui sopan-santun. Seorang yang tertawa terbahak-bahak, tidak mustahil yang ludahnya atau makanan terhambur keluar dari mulutnya, dan kena orang lain.

   10.  Jangan mengambil makanan dari tempat yang jauh.
Jika memerlukan makanan yang agak jauh dari tempat kita, kita boleh minta tolong kepada orang yang lebih deksat kepada makanan itu. Itu tidak melanggar sopan santun. Tetapi jangan mengambil makanan dari kiri, kanan dan dari depan, yang memungkinkan tersentuhnya tangan orang lain atau piring orang lain. Itu dapat menyinggung perasaan ornag yang juga makan bersama-sama.

   11.  Tusuk gigi.
Biasanya sesudah habis makan, nyonya rumah menyuguhkan tusuk gigi. Masing-masing boleh mengambil tusuk gigi tersebut, dan menggunakannya. Dalam menggunakan tusuk gigi ada aturannya. Jika tangan kanan yang memegang tusuk gigi, biasanya tangan kiri menutup mulut dari sebelah supaya gigi tidak kelihatan orang lain. Sekali-kali jangan memperlihatkan gigi, lidah, atau kerongkongan pada waktu menusuk gigi. Menampakkan gigi, lidah, mulut bagian dalam pada waktu menggunakan tusuk gigi adalah kurang sopan.

   12.  Sisa makanan di bibir atau di pipi
Harus diusahakan supaya makanan-makanan yang dimakan tidak melekat di bibir atau di pipi. Itu juga bisa mengganggu selera orang lain. Ada orang memakai kumis dimana sering makanan menempel. Untuk menghindarkan itu, sekali-kali gunakan serbet untuk membersihkan mulut dan pipi. Itulah salah satu kegunaan serbet yang sudah diletakkan di atas pangkuan kita sebelum makan. Serbet dapat juga digunakan untuk membersihkan tangan yang mungkin baru memegang makanan atau kue yang agak basah.


Duduk di Meja Makan

Sudah diterangkan tindak tanduk yang dicela dan hal-hal yang perlu diperhatikan pada waktu makan. Dibawah ini diuraikan cara duduk pada waktu makan.
Di Amerika bilaman segala sesuatu telah sedia, rombongan bergerak menuju meja makan dan pria atau suami akan menarik sebuah kursi dan mempersilahkan isteri atau teman wanitanya berdiri di depan kursi, kemudian suami atau pria mendorong kurai kedepan supaya wanita tersebut boleh duduk dengan baik.
Di Indonesia agak berbeda caranya. Tidak salah mengikuti kebiasaan di atas, terlebih jika pada resepsi itu banyak orang-orang asing turut hadir. Tetapi biasanya cukuplah menarik kursi dan mempersilahkan sang wanita duduk, dan wanit a itu sendiri yang menggeser kursinya sesuai dengan kehendaknya.

Seterusnya bagaimana cara duduk? Jika yang hendak makan itu dua orang saja, yaitu seorang pria dan seorang wanita, tentu mereka memlih meja yang cocok untuk dua orang. Mereka akan menduduki kursi yang saling berhadapan. Sehingga dengan leluasa mereka dapat mengambil makanan yang disajikan diantara mereka berdua. Ini juga menolong supaya lebih mudah bercakap-cakap sambil saling berpandangan. Duduk berhadap-hadapan ini terlihat lebih intim, karena mereka dapat lebih bercakap-cakap dengan ramah tamah. Berlainan keadaan jika meja makan mereka lebih besar. Lebih baik duduk di satu sisi.

Jika yang hendak makan di restoran itu terdiri dari tiga orang, mereka akan mencari meja yang cukup kecil, mungkin yang terdiri dari empat kursi. Mereka boleh duduk, dengan satu patokan. Yaitu diusahakan supaya wanita susuk berhadapan dengan salah seorang dari kedua pria itu. Dengan kata lain, wanita tidak menghadap kursi yang kosong. Tetapi ada juga daerah-daerah yang lebih suka menempatkan wanitanya di antara kedua pria itu.

Bagaimana kalau rombongan yang hendak makan itu terdiri dari 2 pasang? Dalam hal ini, masing-masing pasangan diatur supaya berhadap-hadapan. Dengan kata lain, masing-masing orang bisa memandang dan bercakap-cakap dengan pasangannya sendiri. Itu akan dapat menolong melihat kalau-kalau ada yang diperlukan oleh pasangan masing-masing. Untuk itu ada pla daerah-daerah yang labih suka menempatkan partner wanita disebelah kanan pria.

Sekarang bagaiman jika meja yang ada besar yang terdiri dari enam kursi, sedangkan yang mau makan hanya dua orang atau sepasang? Dalam keadaan demikian, kedua orang itu harus duduk bedampingan, harus demikian oleh sebab jikalau kedua orang itu duduk berhadap-hadapan maka mereka telalu jauh satu sama lain, dan tidak bisa berbicara dengan intim dengan suara elan. Pula supaya bilamana ada orang yang lain datang untuk makan, dan duduk di meja yang sama, tidak perlu lagi berpindah-pindah. Duduk berdampingan ini haruslah dengan sopan. Artinya tidak terlalau rapat, menyolok dan tidak pula terlalu berjauhan seperti sedang bermusuhan.

1 komentar: