Dalam dunia pergaulan, ada 3 kata yang harus lebih banyak
digunakan. Ketiga perkataan tersebut ialah, terima kasih, maaf, dan tolong.
1.
Terima Kasih
Perkataan ini dipakai bilamana menerima sesuatu dari orang
lain. Mengucapkan terima kasih kepada seseorang yang telah menolong kita dalam
hal apapun. Berterima kasih kepada ibu bapa atas jasa-jasanya. Berterima kasih
kepada Tuhan karena segala berkat-berkatNya. Berterima kasih kepada negara atas
segala kemajuan yang telah dicapai.
Perkataan terima kasih terlalu sedikit digunakan. Sebaiknya
dari sejak kecil, anak-anak dilatih mengucapkan terima kasih. Tetapi banyak
rumah tangga yang tidak medidik anaknya supaya berteerima kasih. Sehingga
sesudah besar, banyak sekali mereka lupa mengucapkan terima kasih. Dan ini
suatu hal yang kelihatan kecil tetapi memiliki arti yang besar.
Seorang yang sudah dewasa dan berpendidikan biasanya tidak
lupa mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang sudah memberikan
pertolongan. Mungkin kita merasa geli jika orang asing yang kita gauli terlalu
sering mengucapkan terima kasih. Mereka hampir selalu berterima kasih. Setiap
orang patut menggunakan perkataan terima kasih lebih sering.
2.
Maaf
Minta maaf adalah satu ucapan yang harus lebih sering
digunkan. Banyak kali kita berbuat hal-hal kecil yang tidak pantas dihadapan
orang lain. Untuk itu kita minta maaf. Misalnya, kaki kita menyentuh kaki orang
lain, kita minta maaf. Juga minta maaf jika kita melgucapkan suatu perkataan
yang menyinggung perasaan orang. Dalam bahasa Inggris, itu dikatakan sorry.
Untuk segala perbuatan yang kurang senonoh, kita harus mohon maaf. Karena dalam
pergaulan, ada-ada saja dari antara sikap dan perbuatan kita untuk mana kita
perlu meminta maaf.
Anak-anak harus dilatih minta maaf kepada ibu, kpada ayah
dan kepada saudara-saudaranya. Sehingga bila mereka sudah dewasa, perkataan
meminta maaf akan dilakukan secara spontan.
3.
Minta Tolong
Dalam dunia pergaulan, perkataan minta tolong banyak
dipergunakan. Kita minta tolong kepada ibu, kepada ayah, kepada sanak saudara,
kepada guru, kepada teman-teman sekolah da lain-kain.
Kata minta tolong adalah ucapan menhuruh orang. Jauh lebih
manis dan sopan, jika kita minta tolong. Bukan saja kita minta tolong kpada
orang yang sederajat dengan kita, kepada orang yang lenih tua dan kepada orang
yang duduknya lebih tinggi. Tidak salah menggunakan ucapan minta tolong kepada
orang yang kedudukannya lebih rendahpun.
Umpamanya kita sedang makan di rumah orang lain. Di
sekeliling meja ada 6 orang yang duduk makan. Piring tampat sayur agak jauh
dari kita. Kita berkata, “Tolong ambilkan sayur itu!” itu jauh lebih sopan dari
pada kita sendiri yang menjangkau sayur tersebut, yang mungkin dapat mengganggu
orang-orang yang duduk di seelah kita.
Seorang direktur juga jauh lebih manis jika ia berkata,
“Basir, tolong antarkan surat ini ke kantor pos!” walaupun Basir seorang
pegawai biasa.
Perkataan minta tolong ini biasanya melukiskan jiwa
seseorang. Dahulu, seorang atasan tidak perlu mengatakan “tolong” kepada
bawahannya. Malahan memberikan perintah itu dengan bertolak pinggang. Tetapi
deewasa ini, perdaban orang berusaha menggunakan perkataan “tolong” dalam
menyampaikan perintahpun.
Direktur sekolah umpamanya akan berkata, “ Budi, tolong
antar surat ini kepada Pak Guru Hardi!” zaman dulu mungkin tidak perlu
mengikutsertakan perkataan “tolong”. Dalam peraulan, perkataan “tolong” sangat
perlu. Ini patut dibiasakan.
Ada juga orang yang menggunakan pertanyaan untuk menyuruh
orang lain. Umpamanya kita berkata kepda seseorang pegawai rendah, “Bolehkah
engkau antarkan ini ke Bapak Sumardi, di kamar 205?” merupakan sebuah
pertanyaan yang sebetulnya sebuah preintah. Ini menunjukkan kehalusan jiwa,
budi pekerti, dan watak seseorang. Ini jauh lebih berhasil dari pada
melontarkan perintah yang disertai tongkat besi. Orang-orang yang kita
perintahkan dengan tangan besi, hampir mustahil mencintai kita sebagai atasan.
Orang yang disuruh, dengan ucapan minta tolong atau dengan mengajukan
pertanyaan, mereka merasa dihargai. Mereka merasa, mereka tidak diperlakukan
sebagai bawahan yang tidak berarti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar