BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Para
ahli bahasa selalu menghimbau agar pemakaian bahasa senantiasa berusaha untuk
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Ini menunjukkan bahwa masih
sering ditemukan kesalahan berbahasa dalam proses kehidupan bermasyarakat yang
menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi. Kesalahan berbahasa ini tidak hanya
terjadi pada orang-orang awam yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah
atau perguruan tinggi tertentu, tetapi sering pula dilakukan oleh kaum intelektual
dan mereka yang telah memegang jabatan penting dalam bidang pemerintahan.
Sangat ironis tampaknya bila kesalahan berbahasa tersebut, acapkali dilakukan
oleh mereka yang berpendidikan tinggi, tetapi demikianlah fenomena yang
terlihat dalam kehidupan sehari-hari (Badudu, 1986: 25).
Sesuai
dengan perubahan waktu dan kemajuan peradaban manusia, ilmu bahasa juga
senantiasa turut mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan situasi dan
kondisi masyarakat. Karena itu, dituntut untuk senantiasa, memberi perhatian
yang serius terhadap pemakaian bahasa Indonesia. Mempelajari, mengkaji,
membina, dan mengembangkan bahasa adalah wujud perhatian terhadap bahasa.
Realisasi perhatian tersebut, disalurkan melalui pengajaran bahasa, mengkaji
unsur-unsur bahasa, penertiban buku-buku bahasa, dan pembinaan melalui
pendidikan formal dan media komunikasi massa.
Adapun
pendidikan keterampilan berbahasa meliputi keterampilan berbicara, mendengar,
membaca, dan menulis. Keempat keterampilan bahasa tersebut telah diajarkan
secara intensif di sekolah-sekolah, namun tujuan pendidikan bahasa belum
tercapai sebagaimana yang diharapkan, sebab masih ditemukan adanya kesalahan
berbahasa yang dilakukan oleh anak didik khususnya dan masyarakat berpendidikan
pada umumnya (Alwi, 1997: 43).
Kegiatan menulis tidak lepas dari penyusunan kalimat.
Oleh karena itu, dalam makalah ini penulis membahas tentang kalimat majemuk.
Kalimat majemuk tersebut dibagi menjadi beberapa macam. Penulis akan membahas
hal tersebut agar pembaca dapat membandingkan macam kalimat majemuk.
B.
MANFAAT
1.
Dapat dijadikan sebagai salah satu bahan
acuan untuk meningkatkan kemampuan menggunakan kalimat majemuk bahasa
Indonesia.
2.
Dapat membantu semua pihak yang terkait
dalam pelajaran bahasa Indonesia, untuk mengetahui masalah yang dihadapi,
solusi masalah tersebut, dan upaya menganalisis penggunaan kalimat majemuk
bahasa Indonesia.
3.
Dapat dijadikan bahan acuan atau
perbandingan bagi mahasiswa atau pihak yang ingin melakukan penelitian yang
sejenis.
C.
TUJUAN
1. Mengetahui
gambaran tentang kalimat majemuk
2. Mengetahui
pengertian dari kalimat majemuk
3. Mengetahui
macam-macam kalimat majemuk beserta contohnya
4. Mengetahui
ciri-ciri kalimat majemuk.
D.
RUMUSAN
MASALAH
1. Apa
pengertian dari kalimat majemuk dari para ahli ?
2. Apa
jenis-jenis dari kalimat majemuk ?
3. Apa
contoh dari kalimat majemuk ?
4. Apa
ciri – ciri dari kalimat majemuk ?
BAB
II
ISI
A.
PENGERTIAN
KALIMAT MAJEMUK
Pengertian menurut para ahli :
Keraf, 1984: 167 : Kalimat majemuk adalah kalimat yang
mengandung dua pola kalimat atau lebih. Sebagai contoh: ayah menulis surat
sambil adik berdiri disampingnya, pola kalimat yang pertama adalah ayah menulis
surat dan pola kalimat yang ke dua adalah adik berdiri disampingnya.
Chaer, 1994: 243 : Kalimat majemuk yaitu sebuah kalimat
yang di dalamnya terdapat lebih dari satu klausa.
Jamiludin, 1994: 62 : Kalimat majemuk adalah kalimat yang
terdiri atas dua klausa atau lebih
Alwi dkk, 1998: 385 : Kalimat majemuk yaitu kalimat yang
mengandung satu klausa atau lebih yang hubungan atar klausanya ditandai dengan
kehadiran konjungtor (kata hubung) pada awal salah satu klausa tersebut dengan
adanya pelesapan bagian dari klausa khususnya subjek.
Sehingga dapat kami
simpulkan bahwa kalimat majemuk adalah kalimat yang mempunyai 2 pola kalimat
atau lebih yang memiliki kalimat penghubung yang dapat memperjelas kalimat
tersebut.
B.
JENIS-JENIS
KALIMAT MAJEMUK BESERTA CONTOHNYA
KALIMAT MAJEMUK SETARA
Kalimat majemuk setara adalah Kalimat gabung yang hubungan antarpola-pola kalimat di dalamnya sederajat atau seharkat. Sederajat di sini berarti antara kalusa satu dengan yang lainnya tidak saling bergantungan.
Kalimat majemuk setara dibagi menjadi 5 :
1) Kalimat majemuk setara sejalan (penambahan/penjumlahan)
Contoh:
Ibu menyapu lantai, Andini mengelap perabotan, dan Rudi merapikan mainan ke dalam kardus.
Kalimat tersebut terdiri dari tiga klausa yaitu (1) /ibu menyapu lantai/ yang berpola SPO; (2) /Andini mengelap perabotan/ yang berpola SPO; dan (3) / Rudi merapikan mainan ke dalam kardus/ dengan pola SPOK. Konjungsi yang dipakai adalah [dan]
2) Kalimat majemuk setara memilih (pemilihan)
Contoh:
Kita akan melanjutkan perjalanan, atau kita beristirahat.
3) Kalimat majemuk setara perlawanan
Contoh
: Amir
tidak pergi ke stasiun tetapi ke terminal
4) Kalimat majemuk setara sebab akibat
Contoh
: Roy Martien ditahan, karena ia telah membawa sabu-sabu.
Kalimat tersebut adalah kalimat majemuk setara yang menyatakan sebab akibat.
Kalimat tersebut adalah kalimat majemuk setara yang menyatakan sebab akibat.
5 ) Kalimat majemuk setara menguatkan (penegasan).
KALIMAT MAJEMUK RAPATAN
Kalimat rapatan berasal dari kalimat majemuk setara yang bagian-bagiannya dirapatkan, karena kata-kata atau frasa dalam kalimat tersebut menduduki jabatan yang sama.Proses perapatan bagian tersebut diperoleh kalimat gabung yang lebih efektif, jelas dan tegas.
contoh:
- Sawah itu subur.
- Sawah itu luas.
Sawah itu subur dan luas.
KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT
Kalimat tunggal yang bagian-bagiannya diperluas sehingga perluasan itu membentuk satu atau beberapa pola kalimat baru, selain pola yang sudah ada.
Bagian kalimat yang diperluas sehingga membentuk pola kalimat baru itu disebut anak kalimat atau klausa bawahan atau klausa sematan.
Bagian kalimat yang menduduki fungsi lebih tinggi atau tetap disebut induk kalimat atau klausa atasan atau klausa utama.
Macam dari kalimat majemuk bertingkatbergantung dari fungsi kalimat yang diperluas menjadi klausa. Apabila fungsi subjek diperluas menjadi klausa, dia akan berubah menjadi kalimat mejemuk bertingkat dengan klausa utama sebagai subjek. Demikian pula fungsi lainnya. Perhatikan contoh berikut ini
Kalimat tunggal : lelaki itu bekerja di bengkel ayahku
Kalimat majemuk bertingkat :lelaki berkaca mata hitam itu bekerja di bengkel ayahku.
Subjek pada kalimat di atas diperluas sehingga membentuk pola baru, dari [lelaki itu] menjadi /lelaki berkaca mata hitam/ yang memiliki pola SPPel.
KALIMAT MAJEMUK CAMPURAN
Kalimat majemuk yang di dalamnya terdapat kombinasi kalimat majemuk setara atau rapatan dengan kalimat majemuk bertingkat. Kalimat yang terdiri atas satu pola utama dan sekurang-kurangnya dua pola bawahan atau sekurang-kurangnya dua pola utama dan satu atau lebih pola bawahan.
Contoh:
Ketika kami sedang makan malam, Amir datang membawa sebungkus sate ayam dan sepring gorengan hangat.
Klausa satu dan dua memiliki hubungan bertingkat dengan bentuk kalimat majemuk bertingkat perluasan keterangan waktu. Hal ini ditandai dengan penggunaan konjungsi [ketika] di awal kalimat. Klausa kedua dan ketiga ditandai dengan konjungsi [dan]. Penggunaan konjungsi tersebut tentunya menunjukkan hubungan setara.
C.
CIRI-CIRI
KALIMAT MAJEMUK
Ciri-ciri
kalimat majemuk setara :
1. Klausa pembentuknya dapat dipisahkan menjadi kalimat tunggal tanpa adanya perubahan maksud kalimat
2. Kedudukan pola-pola kalimat, sama derajatnya.
3. Penggabungannya disertai perubahan intonasi.
4. Menggunakan kata penghubung, yangbersifat kesetaraan.
5. Pola umum uraian jabatan kata : S-P+S-P
1. Klausa pembentuknya dapat dipisahkan menjadi kalimat tunggal tanpa adanya perubahan maksud kalimat
2. Kedudukan pola-pola kalimat, sama derajatnya.
3. Penggabungannya disertai perubahan intonasi.
4. Menggunakan kata penghubung, yangbersifat kesetaraan.
5. Pola umum uraian jabatan kata : S-P+S-P
1)
Kalimat majemuk setara sejalan (penambahan/penjumlahan)
Ciri :
a. Intonasi disertai kesenyapan antara.
b. Konjungsi atu kata penghubung: dan, serta, lagi pula,tambahan lagi, dan sebagainya.
Ciri :
a. Intonasi disertai kesenyapan antara.
b. Konjungsi atu kata penghubung: dan, serta, lagi pula,tambahan lagi, dan sebagainya.
2)
Kalimat majemuk setara memilih (pemilihan)
Ciri-ciri:
a. Ada kesenyapan antara intonasi.
b. Penggunaan kata tugas: atau
Ciri-ciri:
a. Ada kesenyapan antara intonasi.
b. Penggunaan kata tugas: atau
3)
Kalimat majemuk setara perlawanan
Ciri-ciri:
a. Ada kesenyapan antara dalam intonasi.
b. Berkata tugas: tetapi, melainkan, padahal, sedangkan, dan sebagainya.
Ciri-ciri:
a. Ada kesenyapan antara dalam intonasi.
b. Berkata tugas: tetapi, melainkan, padahal, sedangkan, dan sebagainya.
4)
Kalimat majemuk setara sebab akibat
Ciri-ciri:
a. Ada kesenyapan antara dalam intonasi.
b. Berkata hubung: sebab itu; karena, karena itu.
Ciri-ciri:
a. Ada kesenyapan antara dalam intonasi.
b. Berkata hubung: sebab itu; karena, karena itu.
5
) Kalimat majemuk setara menguatkan (penegasan)
Ciri-ciri:
a. Ada kesenyapan antara intonasi.
b. Berkata hubung: bahkan.
Ciri-ciri:
a. Ada kesenyapan antara intonasi.
b. Berkata hubung: bahkan.
Ciri-ciri
kalimat majemuk rapatan :
a. Ada kesenyapan antara intonasi.
b. Bagian pola kalimat baru, ada yang dibuang atau dirapatkan, sehingga merupakan kalimat minor.
c. Pola uraian, misalnya S. yang sama: S-P + ( ) – P
a. Ada kesenyapan antara intonasi.
b. Bagian pola kalimat baru, ada yang dibuang atau dirapatkan, sehingga merupakan kalimat minor.
c. Pola uraian, misalnya S. yang sama: S-P + ( ) – P
Ciri-ciri
kalimat majemuk bertingkat :
• Ada kesenyapan antara intonasi.
• Perluasan bagian kalimat tunggal membentuk pola baru.
• Bagian pola kalimat baru menjadi anak kalimat.
• Bagian yang tetap menjadi induk kalimat.
• Anak kalimat bergantung pada induk kalimat (bertingkat).
• Nama anak kalimat sesuai dengan bagian jabatan yang diperluas.
• Ada kesenyapan antara intonasi.
• Perluasan bagian kalimat tunggal membentuk pola baru.
• Bagian pola kalimat baru menjadi anak kalimat.
• Bagian yang tetap menjadi induk kalimat.
• Anak kalimat bergantung pada induk kalimat (bertingkat).
• Nama anak kalimat sesuai dengan bagian jabatan yang diperluas.
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari
pengamatan yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa :
Kalimat
majemuk adalah kalmat yang mempunyai 2 pola kalimat atau lebih dimana setiap
kalimat majemuk mempunyai kata penghubung yang berbeda, sehingga jenis kalimat
majemuk dapat diketahui dengan melihat kata penghubung yang digunakan.
Jenis-jenis
kalimat majemuk adalah :
Kalimat
Majemuk Setara
Kalimat
Majemuk Bertingkat
Kalimat
Majemuk Ratapan
Kalimat
Majemuk Campuran.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar