KATA PENGANTAR
Puji
Syukur pada Tuhan Yesus Kristus yang telah berkenan memberikan berkat dan
kesempatan sehingga paper ini dapat terselesaikan dengan baik.
Selama
selang waktu yang diberikan, telah dilaksanakan proses pembuatan, pengelolaan
dan pengembangan analisa sosial secara mandiri dan kelompok. Melalui tugas ini,
telah dibuka kesempatan bagi kami mahasiswa Katolik untuk mendalami lingkungan
sekitar yang berkaitan dengan tema pada tahun ini, yaitu “Ketidakadilan”.
Belajar untuk terjun langsung menemui obyek dan menangani berbagai ketimpangan
sosial yang ditimbulkan oleh ketidakadilan tersebut. Sehingga kita sebagai
mahasiswa mampu untuk membantu, mengetahui dan kiranya menangani
masalah-masalah yang ditemui di lapangan. Membaur dengan masyarakat untuk
mengubah ketidakadilan menjadi sebuah kesetaraan yang dapat memperbaiki
kedamaian dan kesejahteraan obyek yang kita pantau dan dalami dalam tugas ini.
Selain itu, tidak cukup dengan memantau dan mendalami saja, namun sekiranya
hati kita mampu tergugah untuk menangani langsung salah satu ketidakadilan yang
kita ambil dalam tugas analisa sosial ini. Untuk kebaikan kita, orang lain dan
untuk kemuliaan Tuhan.
Paper
ini berisikan mengenai : 1) Pendahuluan, 2) Kerangka Pikir, 3) Pembahasan, 4) Refleksi
Iman, 5) Kesimpulan dan Saran, 6) Daftar Pustaka, dan 7) Lampiran.
Selain
mengucapkan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat yang telah
dilimpahkan sehingga dapat menyelesaikan tugas analisa sosial ini degan baik, penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada :
1.
Orangtua tercinta yang telah mencurahkan kasih sayangnya kepada saya sehingga
dapat sampai menjadi seperti sekarang
2.
Rully Anjar A sebagai relawan GERKATIN Solo yang bersedia untuk berbagi ilmu
dan pengalaman dengan kami.
3.
Winda Utami sebagai relawan GERKATIN Solo yang bersedia membagi ceritanya pada
saya.
4.
Muhammad Zulfrida sebagai teman dan saudara saya yang sudah memberikan
tanggapannya tentang apa yang dipermasalahkan disini.
5.
Finda Ayu Permata sebagai kakak tingkat mahasiswa Katolik sekaligus Prodi yang
mau membagi tanggapannya tentang apa yang kita hadapi untuk menyelesaikan tugas
ini.
6.
Nadia Devina sebagai teman yang bersedia memberi tanggapan yang dapat membantu
kita.
7.
Nuri sebagai teman yang bersedia menjawab beberapa pertanyaan yang telah
dilontarkan.
8.
Rizky Agustino Rafael sebagai orang yang saya kasihi sekaligus sebagai seorang
tuli yang bersedia berbagi cerita dan pengalaman yang telah dialami sampai
sekarang.
9.
Romo Eko yang bersedia meluangkan waktunya untuk menjadi salah satu narasumber
bagi kami.
10.
Rosi Kristian sebagai kakak dan saudara yang mau bercerita dan membagi
pengalamannya dalam persoalan yang kami bahas.
11.
Pedagang Burjo dekat Poltekes Negeri Mojosongo, Solo yang bersedia menjawab
beberapa pertanyaan yang dapat membantu kami.
12.
Anggota komunitas sepeda yang bersedia memberikan komentarnya dan menjadi salah
satu narasumber kami.
13.
Rifa Galindra sebagai relawan GERKATIN yang rela mengobrol dengan saya sebagai
narasumber di sela kesibukannya sekarang.
14.
Adimas Maditra Permana sebagai teman baik yang bersedia memperlihatkan hasil
film dokumenternya yang dapat menjadi salah satu referensi bagi analisa sosial
ini.
15.
Otto Dimas Pangestu, Kunthi Anggun Pratama, Brigitta Intan Rosaria, Agnes Heppy
Kurniasari, Eleonora Patmasta Ekaristi Wijaya, Benidektus Ariyanto sebagai
anggota kelompok analisa sosial yang telah merelakan waktu, tenaga pikiran
untuk berkumpul, dan berusaha menyelesaikan tugas kita dengan baik.
16.
Teman-teman tunarungu yang bersedia menjadi obyek kami dalam analisa sosial
ini.
17.
Dionisia Gita U yang bersedia untuk mendampingi kita menyelesaikan tugas
analisa sosial ini.
18.
Kakak-kakak fasilitstor yang sudah bersedia membimbing kita dari awal sampai
proses sampai sekarang.
19.
Romo Roni N, S.J yang telah menjadi dosen pengampu kami mahasiswa Katolik FKIP UNS
yang telah memberikan materi dengan sungguh-sungguh dan baik pada kami.
20.
Teman-teman KMK yang telah mendukung proses belajar mengajar Agama Katolik ini.
Penulis
juga berterima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per
satu yang berkenan membantu dan memberikan kritik dan saran dalam rangka
penyempurnaan paper ini. Akhirnya penulis berharap dengan adanya paper ini dapat
memberikan motivasi yang positif bagi pembaca mengenai judul yang telah diambil
berhubungan dengan tema “Ketidakadilan”.
Surakarta,
10 Desember 2012
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Permasalahan dan
Pilihan Konteks
Tuhan
telah menciptakan alam semesta beserta isinya dengan sangat sempurna. Tetapi
Tuhan juga menciptakan perbedaan-perbedaan didalamnya dengan maksud tertentu.
Sadarkah kita sebagai manusia seringkali belum bisa memaknai perbedaan
tersebut. Seperti saudara-saudara kita yang tuli, seorang insani yang
diciptakan Tuhan dengan keunikan tertentu. Mereka sering kali mendapatkan
diskriminasi di dalam kehidupan. Padahal pada dasarnya semua manusia sederajat,
tidak ada yang lebih tinggi maupun yang lebih rendah, juga tidak ada yang lebih
besar dan tak ada yang lebih kecil. Jabatan, prestasi dan pangkat adalah
rekayasa dan penghormatan manusia belaka.
Audisme
itu berhubungan dengan suara dan pendengaran. Masyarakat banyak tergantung pada
suara. Dan hal ini menimbulkan hambatan bagi mereka yang tuli. Jika orangtua
punya anak tuli, dan anak itu tidak bisa berbicara, ada kasus dimana anak-anak
tuli dipukuli karena tidak bisa bicara.
Lingkungan
terkecil manusia adalah keluarga, dimana merupakan tempat bertumbuh dan
mencurahkan segala keluh kesah. Tetapi bahkan dilingkungan yang seharusnya
menjadi tempat paling nyaman tersebut, orang tuli bisa mendapatkan perlakuan
diskriminasi. Orangtua dari anak-anak tuli mungkin bisa menjadi seorang audisme
atau orang yang melakukan diskriminasi terhadap seorang yang tuli jika mereka
melihat anak-anak mereka hanya sebatas berbicara non verbal dengan membuat
mereka membaca bibir, berbicara keras atau hal lain yang tidak benar-benar
diperlukan.
Manusia
diciptakan sebagai makhluk individu sekaligus sebagai makhluk sosial. Makhluk
individu sebagai pribadi yang berdiri sendiri, sedangkan makhluk sosial sebagai
makhluk yang tidak bisa hidup sendiri dan perlu adanya bersosialisasi dengan
makhluk yang lain. Selain keluarga yang menjadi salah satu tempat
bersosialisasai, masyarakat juga ambil peran penting dan besar untuk itu. Kita
tidak akan terlepas dari hubungan dengan sekumpulan dari kelompok kecil
tersebut. Begitupun mereka tuli. Tidak ada yang membedakan mereka dengan kita
yang bisa mendengar. Hanya mereka yang belum sadar tentang perbedaan yang
membuat kita menjadi unik saja yang membuat mereka berpikir seperti itu. Untuk
itu melalui apa yang telah kita jalani selama beberapa saat ini, kiranya dapat
membantu memenuhi hak mereka sehingga sama dengan hak kita yang bisa mendengar
dan dapat mengurangi rasa minder mereka terhadap masyarakat dan apa yang mereka
hadapi.
B. Batasan Masalah
Begitu
banyak ketidakadilan yang dirasakan saudara kita yang tuli. Apalagi jika kita
dapat lebih jauh mengenal mereka. Kita yang lebih memiliki keadaan yang lebih
baik atau lebih sempurna kiranya dapat membagi ruang berkomunikasi,
berinteraksi, dan bersosialisasi dengan orang lain secara seimbang, baik dengan
orang yang dapat mendengar maupun orang yang memiliki keterbatasan yang sama
seperti mereka. Dengan sosial budaya yang mereka miliki, dapat menjadi
pengantar kita memahami ketidakadilan yang mereka rasakan. Mengetahui penyebab
yang kecil sekalipun yang manjadikan mereka lebih memiliki rasa minder yang
lebih besar daripada kita yang bisa mendengar.
C. Rumusan Permasalahan
a. Apa
penyebab perasaan minder penyandang tunarungu lebih besar daripada kita yang
bisa mendengar ?
b. Apa
saja faktor-faktor yang mempengaruhi perasaan minder penyandang tunarungu ?
c. Kesulitan-kesulitan
apa saja yang tunarungu hadapi dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan
orang lain ?
d. Apa
yang harus kita lakukan sebagai orang yang bisa mendengar setelah mengetahui
hal tersebut ?
D. Metode Penelitian
Metode
penelitian yang dipakai untuk menyelesaikan paper Analisa Sosial ini adalah
dengan melakukan :
1.
Wawancara informal, dimana kita menayakan beberapa pertanyaan yang sudah
direncanakan terlebih dahulu dan saat melakukan wawancara, kita memberi
pertanyaan kepada narasumber tanpa membawa teks yang berisi pertanyaan yang
sudah terencana tersebut. Wawancara ini dapat dilakukan secara kelompok dan
individu.
2.
Studi Pustaka merupakan hal yang mendukung terbentuknya paper ini. Mahasiswa
melakukan pencarian hal yang terkait tentang paper dengan cara membuka beberapa
situs dan buku mengenai hal yang mendukung paper. Apa yang telah ditemukan pada
situs maupun buku tersebut kemudian diolah menjadi data sekunder yang akan
dimasukkan dalam paper untuk mendukung isi paper. Seperti apa yang sudah
diterangkan oleh para fasilitator.