Selasa, 06 November 2012

Pertumbuhan dan Perkembangan Motorik, Kognitif, dan Emosi Bayi



KAJIAN TEORI

TEORI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK

Perkembangan psikoseksual (Freud):
Fase Oral (0 sampai 11 bulan)
Selama masa bayi, sumber kesenangan anak terbesar berpusat pada aktivitas oral, seperti mengisap, menggigit, mengunyah dan mengucap. Hambatan atau ketidakpuasan dalam pemenuhan kebutuhan oral akan mempengaruhi fase perkembangan berikutnya.
Perkembangan psikososial (Erikson) :
Percaya Vs tidak percaya (0 sampai 1 tahun)
Penanaman rasa percaya adalah hal yang sangat mendasar. Terbentuknya kepercayaan diperoleh dari hubungan dengan orang lain dan orang yang pertama berhubungan adalah orang tua, terutama ibunya. Anak akan mengembangkan rasa tidak percaya apabila pemenuhan kebutuhan dasar ini tidak terpenuhi.
Mengenali perkembangan bayi :
Bayi berumur 1 bulan
Umumnya bayi berumur 0 – 1 bulan lebih banyak tidur di kesehariannya, ia akan menangis di saat lapar dan hanya bangun untuk diberikan ASI / botol susu untuk dihisap. Gerakan-gerakan yang dilakukan merupakan gerakan refleks.
Bayi berumur 2 bulan
Memiringkan kepala ke kanan/kiri, bisa tersenyum, melihat dan mengikuti wajah seseorang yang mengasuh/menggendongnya & mengeluarkan suara oh dan ah.
Bayi berumur 3 bulan
Mengangkat kepala, menggenggam mainan dengan kedua tangannya. Melihat kesana-kemari, merespon, mencari sumber suara, dan menangis jika ditinggal.
Bayi berumur 4 bulan
Bisa tengkurap, sudah dapat memegang benda yang ditaruh di tangannya. Dapat menggeser tubuhnya untuk mencapai dan meraih benda, memasukkan kedalam mulutnya. Sudah mulai mengoceh dan tertawa.
Bayi berumur 5 bulan
Senang bermain dengan mainannya dan menangis jika mainnya diambil . Berhenti menangis apabila mendengar suara ibunya. Tersenyum dan mengoceh untuk menarik perhatian
Bayi berumur 6 bulan
Bisa berguling, pindah posisi dari tengkurap ke telentang  dan sebaliknya. Bisa duduk sendiri tanpa disangga punggungnya, apabila didudukkan. Senang menjatuhkan mainannya dan mulai banyak mengeluarkan suara.
Bayi berumur 7 bulan
Mengangkat badannya dengan tangan dan lutut. Menggeser badannya mundur ke belakang atau maju ke depan. Apabila ada mainan yang disukainya, akan dibawanya terus dan jika mainannya diambil akan marah.
Saat bayi berumur 8 bulan
Sudah dapat merangkak, bisa duduk tanpa bantuan. Memegang botol susunya dan bisa minum sendiri. Akan berteriak memanggil orang di sekitarnya.
Saat bayi berumur 9 bulan
Dapat berdiri saat tangannya dipegangi meskipun hanya beberapa detik. Dapat duduk sendiri dan bisa mengerti satu-dua kata dan bila diperintah dia akan bereaksi.
Bayi berumur 10 bulan
Bisa duduk sendiri tanpa bantuan. Merangkak dengan baik, belajar berjalan dengan bantuan atau merambat di tembok. Mulai bisa mengeluarkan kata-kata “Mama, Papa”.  Mengerti dan melakukan sesuatu yang diperintahkan . Menunjukkan sikap takut terhadap orang  asing yang tidak pernah dia lihat/tidak dikenal.
Bayi berumur 11 bulan
Berjalan jika dipegangi kedua tangannya. Mulai dapat berdiri lama dan mengubah posisi berdiri menjadi duduk tanpa bantuan. Lebih banyak mengerti kata-kata yang diucapkan orang disekitarnya.
Bayi berumur 12 bulan
Meskipun langkahnya belum stabil, bayi di usia ini mulai aktif berjalan, banyak bermain dengan mainan yang disukainya. Karena asyik dengan mainan kesukaannya, dia akan menolak apabila ditidurkan & mulai bisa berbicara 2 – 3 kata.


PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA DINI

Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord. Perkembangan motorik meliputi :

Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Contohnya kemampuan duduk, menendang, berlari, naik-turun tangga dan sebagainya.
Motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok, menggunting, menulis dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut sangat penting agar anak bisa berkembang dengan optimal.
Perkembangan motorik beriringan dengan proses pertumbuhan secara genetis atau kematangan fisik anak, Teori yang menjelaskan secara detail tentang sistematika motorik anak adalah Dynamic System Theory yang dikembangkan Thelen & whiteneyerr. Teori tersebut mengungkapkan bahwa untuk membangun kemampuan motorik anak harus mempersepsikan sesuatu di lingkungannya yang memotivasi mereka untuk melakukan sesuatu dan menggunakan persepsi mereka tersebut untuk bergerak. Kemampuan motorik merepresentasikan keinginan anak. Teori tersebut pun menjelaskan bahwa ketika bayi di motivasi untuk melakukan sesuatu, mereka dapat menciptakan kemampuan motorik yang baru, kemampuan baru tersebut merupakan hasil dari banyak factor, yaitu perkembangan system syaraf, kemampuan fisik yang memungkinkannya untuk bergerak, keinginan anak yang memotivasinya untuk bergerak, dan lingkungan yang mendukung pemerolehan kemampuan motorik.
Perkembangan Motorik Kasar dan Motorik Halus
1.Perkembangan Motorik Kasar
Tugas perkembangan jasmani berupa koordinasi gerakan tubuh, seperti berlari, berjinjit, melompat, bergantung, melempar dan menangkap,serta menjaga keseimbangan. Kegiatan ini diperlukan dalam meningkatkan keterampilan koordinasi gerakan motorik kasar. Kegiatan ini belum dilakukan oleh anak yang memiliki usia 0 – 1 tahun.
2. Perkembangan Gerakan Motorik Halus
Perkembangan motorik halus anak taman kanak-kanak ditekankan pada koordinasi gerakan motorik halus dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan meletakkan atau memegang suatu objek dengan menggunakan jari tangan.
No.
Usia
Kemampuan
1
0 bulan
.         Anak  menggenggam mainan/barang secara refleks saja
b.      Tangan mengepal  dan sulit dibuka.
c.       Refleks memegang tangan ketika jari-jarinya menyentuh sesuatu
Menenggakan kepala dalam posisi tengkurap
2
1 bulan
      Anak menggenggam mainan yang dipegangkan oleh orang lain
b.      Kedua tangan masih dalam keadaan mengepal
Gerakan menghisap jempol
3
2 bulan
.         Tangan mulai membuka
Mengangkat kepala sekurang-kurangnya 45 derajat
4
3 bulan
       Tangan serig  terbuka
b.      Anak sering membawa tangan ke mulut.
c.       Anak mencoba memanipulasi mainan yang dipegangkan oleh orang lain
d.      Memegang kliningan yang diberikan kepadanya
Meletakan kliningan ke mulutnya.
5
4 bulan
      Anak menarik mainan ke dalam tangan dibantu dengan lengan bawahnya.
b.      Pergelangan tangan masih terjatuh.
c.       Anak memukul-mulul mainan di posisi terletang.
d.      Kontrol siku mulai bagus  saat meraih mainan
e.       Mulai bermain dengan kedua tangannya.
Membawa kedua tangannya ke depan mukannya.
6
5 bulan
.         Anak menggenggam mainan di tengah tangan
b.      Anak meraih mainan di posisi tenggkurap
c.       Memanipulasi mainan di dekat badannya.
Mengarahkan kedua tangannya ke mainan dan menyentuhnya.
7
6 bulan
.          Anak mulai menggunakan ibu jari saat menggenggam mainan
b.      Anak mampu memindahkan mainan dari satu tangan ke tangan lain .
c.       Anak dapat menjangkau mainan dengan tepat
d.      Menggenggam benda dengan seluruh telapak tangan
e.       Dapat memegang benda-benda kecil .
f.       Anak memukul-mukul mainan
Pergelanga tangan lebih lurus saat menggenggam
8
7 bulan
      Memegang mainan denga dua tangan  tanpa menjatuhkan nya selama beberapa detik
b.      Anak dapat meraih dua mainan
c.       Anakmampu memegang 2 mainan dalam waktu yang bersamaan
d.      Pergelangan tangan semakin lurus dalam memegangmainan
e.       Mulai mengontrol lengan bawah .
Membalik-balikan mainan dengan kedua tangan
9
8 bulan
       Kontrol siku lebih bagus saat meraih mainan
b.      Anak menggenngam mainan denga ibu jari dan ujung-ujung jari.
c.       Anak lebih sering membalik-balikan mainan dan ditimang-timang dengan kedua tangannya.
Benda yang dipegang akan dipindahkan dari telapak tangan ke ujung-ujung jarinya.
10
9 bulan
       Anak mampu melepas mainan denga kontrol.
b.      Pergelangan tangan lebih kuat a(ke atas) saat menggenggam mainan
c.       Pergelangan tangan juga bisa bergerak ke samping .
d.      Menjatuhkan benda dengan sengaja.
e.       Anak menggenngam maina diantara ibu-ibu jari dan samping jari telunjuk.
Anak mamapu memindahkan manik-manik dari satu tangan ke tangan yang lainnya.
11
10 bulan
.         Anak menggenggam manik-manik denga ibu jari dan ujung jari telunjuk .
Mampu nenjepit benda misalkan memegang remah-remah roti dengan ibu jari dan telunjuk.
12
11 bulan
.          Anak mamapu melepaskan maik-manik dengan kontrol
b.      Menjepit seperti tang  saat mengambil benda-benda kecil.
c.       Makan sendiri dengan tangan
Minum dari cangkir
13
12 bulan
.          Anak suka memukul-mukul dua mainan secara bersamaan
b.      Anak menggenggam maini dengan ujung jari telunjuk/kuku tengah dan ibu jari.
c.       Melatakan benda ke dalam tanga orang lain
d.      Meletakan benda ke dalam wadah.
e.       Menjatuhkan benda kecil ke dalam sebuah lubang
Melepaskan benda ke tangan oranglain degan tepat


TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA DINI
Teori Perkembangan Kognitif berpendapat bahwa kita membangun kemampuan kognitif kita melalui tindakan yang termotivasi dengan sendirinya terhadap lingkungan. Empat periode utama yang berkorelasi dengan dan semakin canggih seiring pertambahan usia:
§       Periode sensorimotor (usia 0–2 tahun)
§       Periode praoperasional (usia 2–7 tahun)
§       Periode operasional konkrit (usia 7–11 tahun)
§       Periode operasional formal (usia 11 tahun sampai dewasa)

Periode Sensorimotor
Periode sensorimotor adalah periode pertama dari empat periode. Tahapan ini menandai perkembangan kemampuan dan pemahaman spatial penting dalam enam sub-tahapan:
1.     Sub-tahapan skema refleks, muncul saat lahir sampai usia enam minggu dan berhubungan terutama dengan refleks. Seperti refleks menghisap dan menggenggam, melihat, mendengar, menyentuh.
2.     Sub-tahapan fase reaksi sirkular primer, dari usia enam minggu sampai empat bulan dan berhubungan terutama dengan munculnya kebiasaan-kebiasaan. Adanya kecenderungan bayi untuk mengulangi respon dalam rangkaian tingkah laku mereka.
3.     Sub-tahapan fase reaksi sirkular sekunder, muncul antara usia empat sampai sembilan bulan dan berhubungan terutama dengan koordinasi antara penglihatan dan pemaknaan.
4.     Sub-tahapan koordinasi reaksi sirkular sekunder, muncul dari usia sembilan sampai duabelas bulan, saat berkembangnya kemampuan untuk melihat objek sebagai sesuatu yang permanen walau kelihatannya berbeda kalau dilihat dari sudut berbeda (permanensi objek). Respon ini terarah pada satu tujuan.bayi mulai mengantisipasi apa yang terjadi dan dengan kemampuannya untuk pertama kali dengan jelas bahwa bayi mulai berusaha mempengaruhi masa depannya.
5.     Sub-tahapan fase reaksi sirkular tersier, muncul dalam usia dua belas sampai delapan belas bulan dan berhubungan terutama dengan penemuan cara-cara baru untuk mencapai tujuan.
6.     Sub-tahapan awal representasi simbolik, berhubungan terutama dengan tahapan awal kreativitas.

Tahapan Praoperasional
Pemikiran (Pra)Operasi adalah prosedur melakukan tindakan secara mental terhadap objek-objek. Ciri dari tahapan ini adalah operasi mental yang jarang dan secara logika tidak memadai. Anak belajar menggunakan dan merepresentasikan objek dengan gambaran dan kata-kata. Pemikirannya masih bersifat egosentris: anak kesulitan untuk melihat dari sudut pandang orang lain.
Tahapan pra-operasional mengikuti tahapan sensorimotor dan muncul antara usia dua sampai enam tahun. Anak mengembangkan keterampilan berbahasanya. Mereka masih menggunakan penalaran intuitif bukan logis. Mereka cenderung egosentris, yaitu, mereka tidak dapat memahami tempatnya di dunia dan bagaimana hal tersebut berhubungan satu sama lain. Mereka kesulitan memahami bagaimana perasaan dari orang di sekitarnya. Anak memiliki pikiran yang sangat imajinatif di saat ini dan menganggap setiap benda yang tidak hidup pun memiliki perasaan.

Tahapan Operasional Konkrit
Muncul antara usia enam sampai duabelas tahun dan mempunyai ciri berupa penggunaan logika yang memadai. Proses-proses penting selama tahapan ini adalah:
Pengurutan—kemampuan untuk mengurutan objek menurut ukuran, bentuk, atau ciri lainnya..
Klasifikasi—kemampuan untuk memberi nama dan mengidentifikasi serangkaian benda menurut tampilannya, ukurannya, atau karakteristik lain, termasuk gagasan bahwa serangkaian benda-benda dapat menyertakan benda lainnya ke dalam rangkaian tersebut. Anak tidak lagi memiliki keterbatasan logika berupa animisme (anggapan bahwa semua benda hidup dan berperasaan)
Decentering—anak mulai mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu permasalahan untuk bisa memecahkannya. Sebagai contoh anak tidak akan lagi menganggap cangkir lebar tapi pendek lebih sedikit isinya dibanding cangkir kecil yang tinggi.
Reversibility—anak mulai memahami bahwa jumlah atau benda-benda dapat diubah, kemudian kembali ke keadaan awal. Untuk itu, anak dapat dengan cepat menentukan bahwa 4+4 sama dengan 8, 8-4 akan sama dengan 4, jumlah sebelumnya.
Konservasi—memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda-benda adalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari objek atau benda-benda tersebut.
Penghilangan sifat Egosentrisme—kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain (bahkan saat orang tersebut berpikir dengan cara yang salah).

Tahapan Operasional Formal
Tahap ini mulai dialami anak dalam usia sebelas tahun (saat pubertas) dan terus berlanjut sampaidewasa. Karakteristik tahap ini adalah diperolehnya kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia Ia melihat segala sesuatu hanya dari faktor biologis, tahapan ini muncul saat pubertas (saat terjadi berbagai perubahan besar lainnya), menandai masuknya ke dunia dewasa secara fisiologis, kognitif, penalaran moral, perkembangan psikoseksual, dan perkembangan sosial.

Informasi umum mengenai tahapan-tahapan
Keempat tahapan ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
§       Walau tahapan-tahapan itu bisa dicapai dalam usia bervariasi tetapi urutannya selalu sama. Tidak ada ada tahapan yang diloncati dan tidak ada urutan yang mundur.
§       Universal (tidak terkait budaya)
§       Bisa digeneralisasi: representasi dan logika dari operasi yang ada dalam diri seseorang berlaku juga pada semua konsep dan isi pengetahuan
§       Tahapan-tahapan tersebut berupa keseluruhan yang terorganisasi secara logis
§       Urutan tahapan bersifat hirarkis (setiap tahapan mencakup elemen-elemen dari tahapan sebelumnya, tapi lebih terdiferensiasi dan terintegrasi)
§       Tahapan merepresentasikan perbedaan secara kualitatif dalam model berpikir, bukan hanya perbedaan kuantitatif

Proses Perkembangan
Seorang individu dalam hidupnya selalu berinteraksi dengan lingkungan. Dengan berinteraksi, seseorang akan memperoleh skema. Skema berupa kategori pengetahuan yang membantu dalam menginterpretasi dan memahami dunia. Skema juga menggambarkan tindakan baik secara mental maupun fisik yang terlibat dalam memahami atau mengetahui sesuatu. Skema mencakup baik kategori pengetahuan maupun proses perolehan pengetahuan tersebut. Seiring dengan pengalamannya mengeksplorasi lingkungan, informasi yang baru didapatnya digunakan untuk memodifikasi, menambah, atau mengganti skema yang sebelumnya ada.
Asimilasi adalah proses menambahkan informasi baru ke dalam skema yang sudah ada. Proses ini bersifat subjektif, karena seseorang akan cenderung memodifikasi pengalaman atau informasi yang diperolehnya agar bisa masuk ke dalam skema yang sudah ada sebelumnya.
Akomodasi adalah bentuk penyesuaian lain yang melibatkan pengubahan atau penggantian skema akibat adanya informasi baru yang tidak sesuai dengan skema yang sudah ada.
Proses penyesuaian tersebut dilakukan seorang individu karena ia ingin mencapai keadaan equilibrium, yaitu berupa keadaan seimbang antara struktur kognisinya dengan pengalamannya di lingkungan.
Dengan demikian, kognisi seseorang berkembang bukan karena menerima pengetahuan dari luar secara pasif tapi orang tersebut secara aktif mengkonstruksi pengetahuannya.

PERKEMBANGAN EMOSI ANAK USIA DINI
Perkembangan dalam arti yang sesungguhnya adalah perkembangan secara psikis. Sedangkan perkembangan secara fisik sering disebut dengan pertumbuhan.
Perkembangan kognitif (intelektual) dan perkembangan afektif (emosional) pada anak dan remaja dipengaruhi oleh banyak faktor. Baik itu faktor personal maupun faktor sosio kultural.
Ada enam tahapan perkembangan emosi yang harus dilalui seorang anak. Pengalaman emosional yang sesuai pada tiap tahap merupakan dasar perkembangan kemampuan koginitif, sosial, emosional, bahasa, keterampilan dan konsep dirinya di kemudian hari. Tahapan tersebut saling berkesinambungan. Anak-anak yang diasuh dengan kehangatan dan tidak mengalami gangguan perkembangan biasanya akan mencapai tahapan terakhir secara otomatis pada usia 4-5 tahun, namun anak-anak dengan kebutuhan khusus membutuhkan bantuan dari orang tua dan profesional untuk bisa mencapainya dengan lebih perlahan.
Berdasarkan observasi cermat berkelanjutan, bisa diperkirakan pada taraf perkembangan emosi yang mana seorang anak berada.  Pengamatan dilakukan saat bermain, berinteraksi dan melakukan aktifitas sehari-hari. Pengamatan dimasukkan dalam daftar ‘rating scale’ disertai umur pencapaiannya (untuk skor A). N-never (kemampuan tersebut tidak pernah tampak), S-sometimes (kemampuan tersebut kadang-kadang tampak), A-always (kemampuan tersebut selalu tampak) dan L-loses (kemampuan tersebut hilang saat stress: lapar, marah, lelah,dll). Enam tahapan perkembangan emosi anak adalah :
A. REGULASI DIRI DAN MINAT TERHADAP LINGKUNGAN
Kemampuan anak untuk mengolah rangsang dari lingkungan dan menenangkan diri.

B. KEAKRABAN-KEINTIMAN
Kemampuan anak untuk terlibat dalam suatu relasi yang hangat, akrab, menyenangkan dan penuh cinta. Pengasuh merupakan hal terpenting dalam dunianya.
C. KOMUNIKASI DUA ARAH
Kemampuan anak untuk terlibat dalam komunikasi dua arah, menutup siklus komunikasi (aksi-reaksi). Komunikasi di sini tidak harus verbal, yang penting ia bisa mengkomunikasikan intensi/tujuannya dan kemudian mengenal konsep sebabakibat (berpikir logis) dan konsep diri. la mulai menyadari bahwa tingkah lakunya berdampak terhadap lingkungan. Sehingga mulai muncul keinginan untuk aktif memilih/ menentukan pilihan dan berinisiatif
D. KOMUNIKASI KOMPLEKS
Kemampuan anak untuk menciptakan komunikasi kompleks (sekitar 10 siklus), mengekspresikan keinginan dan emosi secara lebih berwarna, kompleks dan kreatif. Selanjutnya hal ini akan menjadi dasar terbentuknya konsep diri dan kepribadian. la mampu memahami pola karakter dan tingkah laku orang lain sehingga mulai memahami apakah tingkah lakunya disetujui atau tidak, akan dipuji atau diejek, dll sehingga mulai berkembang kemampuan memprediksi kejadian dan kemudian mengarah pada kemampuan memecahkan masalah berdasarkan keurutan logis.
E. IDE EMOSIONAL
Kemampuan anak untuk menciptakan ide, mengenal simbol, termasuk bahasa yang melibatkan emosi. Kemampuan menciptakan ide awalnya berkembang melalui permainan pura-pura yang memberikan kesempatan bereksperimen dengan perasaan, keinginan dan harapan
F. BERPIKIR EMOSIONAL
Kemampuan anak untuk menciptakan kaitan antar berbagai ide sehingga mampu berpikir secara logis dan sesuai dengan realitas. Bila anak bisa mencapai kemampuan ini maka ia akan siap belajar berpikir abstrak dan mempolajari strategi berpikir.
Tentang perkembangan emosi bayi sejak lahir
a. 0-1 bulan : Bayi relative tidak tresponsif,jarang bereaksi terhadap rangsangan luar
b. 1-3 bulan : Bayi terbuka terhadap rangsangan. Mereka mulai memperlihatkan minat dan rasa ingin tahu, dan suka tersenyum pada orang lain.
c. 3-6 bulan : Bayi dapat mengantisipasi apa yang akan terjadi, dan dapat kecewa bila hal tersebuit tidak terlaksana. Kekecewaan dapat berupa kemarahan atau kewaspadaan. Mereka sering tersenyum, mendengkut, dan tertawa. Saat ini adalah saat membangun hubungan sosial dan hubungan timbal balik antara bayi dan pengasuhnya 
d. 7-9 bulan : Bayi mulai bermain “peranan sosial” dan mencoba untuk memperoleh tanggapan dari orang lain agar mau menanggapinya. Mereka dapat mengekspresikan berbagai macam emosi, memperlihatkan kegembiraan, rasa takut, rasa marah, dan keheranan.
e. 9-12 bulan : Bayi sangat asyik bersama pengasuh utamanya, mulai takut terhadap orang asing, dan berlaku lunak terhadap situasi baru. Pada usia satu tahun mereka dapat lebih jelas mengkumunikasikan emosi mereka, memperlihatkan suasana hati, dan perasaannya.


HASIL PENGAMATAN

Kami melakukan observasi terhadap 2 orang bayi kembar yang kebetulan adalah saudara dari salah satu anggota kami. Pada observasi, kami telah mengadakan wawancara terhadap anggota keluarga bayi tersebut, termasuk sang ibu. Bayi yang kami observasi sudah berusia 6 bulan lebih 1 minggu. Kedua bayi ini berjenis kelamin perempuan. Dari observasi, wawancara yang kami lakukan dan pengalaman teman kami yang sudah sering berkunjung ke  kediaman si bayi dan keluaganya, kami mendapatkan beberapa informasi yang menunjukkan perkembangan motorik, emosi dan kognitif bayi, yaitu sebagai berikut           :
·         Sejak pertama dilahirkan, bayi sudah dapat menghisap
·         Telapak tangan bayi sudah dapat menggenggam
·         Kaki bayi sering menendang – nendang jika di baringkan di atas tempat tidur
·         Sudah dapat bermain dengan suaranya
·         Sering memasukkan tangan ke mulut
·         Sering memasukkan apa yang dia pegang ke mulut
·         Sering memainkan air liurnya
·         Sering memainkan bibir
·         Jika merasa kurang nyaman, bayi akan menangis. Misal, merasa kesakitan, lapar, ngantuk, popoknya basah, ngompol.
·         Jika saat waktu mandi si bayi belum dimandikan maka si bayi akan rewel
·         Jika didekati oleh orang terdekat terutama orang tua, maka si bayi akan menunjukkan ekspresi nyaman dan senang
·         Sudah ada keinginan bayi untuk meniru tindakan yang di contohkan/ diberikan padanya. Misal, mengikuti gerak tangan saat melambaikan tangan saat perpisahan
·         Bayi akan rewel jika dibaringkan terus – menerus
·         Sudah senang untuk merespon tanggapan orang yang menghiburnya dengan tertawa atau tersenyum
·         Bayi memiliki genggaman yang kuat ketika di gendong
·         Senang menarik – narik rambutnya sendiri
·         Adanya keinginan bayi untuk meraih sesuatu yang diinginkan
·         Sudah dapat memiringkan badannya saat terbaring
·         Sudah dapat tengkurap
·         Sudah dapat merangkak
·         Sudah dapat duduk
·         Timbulnya rasa keingin tahuan anak. Misal, si bayi senang bila di hadapkan di depan cermin, mengutak – atik mainan yang di pegangnya.
Dari perkembangan bayi tersebut terbukti bahwa perkembangan bayi yang kita amati sudah menunjukkan hasil yang baik sesuai dengan teori perkembangan dan pertumbuhan anak, baik secara kognitif, motorik, dan emosi. Kedua bayi tersebut memiliki perkembangan yang relatif sama. Namun ada beberapa perbedaan yang ditunjukkan dari kedua bayi tersebut dari pengamatan kita dalam hal minat atau keingin tahuan akan suatu hal, baik dalam segi obyek yang dipilih bayi maupun segi emosi si bayi tersebut. Misal, bayi pertama lebih menyukai bila dihadapkan pada cermin, sedangkan bayi yang ke dua lebih suka kalau dihibur menggunakan mainannya.


DAFTAR PUSTAKA
Somantri,PsyCH,Dra. H. T. Sutjihati. Psikologi Anak Luar Biasa. 1996

Tidak ada komentar:

Posting Komentar